Money Heist alias La Casa de Papel udah jadi salah satu serial paling populer di dunia. Drama perampokan paling emosional ini bikin kita jatuh cinta sama Profesor dan geng bertopeng Dali yang punya misi “merampok dengan moralitas.” Tapi di balik aksi epik dan musik “Bella Ciao” yang legendaris, ada satu hal yang gak bisa dihindari — plot hole terbesar di serial Money Heist yang gak masuk akal.
Yup, meskipun serunya gak terbantahkan, ada banyak momen di serial ini yang bikin penonton mikir, “Lah, kok bisa sih?” Dari strategi yang terlalu sempurna sampai keputusan karakter yang gak masuk logika, semua itu bikin kita antara kagum dan frustrasi.
Jadi, yuk kita bedah satu per satu kejanggalan besar yang bikin Money Heist jadi masterpiece penuh “lubang” tapi tetap bikin nagih.
1. Polisi Spanyol yang Terlalu Bodoh untuk Jadi Polisi
Salah satu plot hole terbesar di Money Heist adalah cara aparat penegak hukum digambarkan seolah-olah gak kompeten banget. Bayangin, ini perampokan terbesar di Spanyol, tapi polisi berkali-kali dibodohi oleh satu pria berkacamata yang duduk di gudang sambil main papan tulis.
Profesor bisa prediksi setiap langkah mereka dengan akurat, bahkan sampai reaksi emosional mereka pun dia tahu. Tapi… serius nih, gak ada satu pun polisi yang mikir buat lacak sinyal panggilan teleponnya sejak awal?
Dalam dunia nyata, operasi kayak gitu bakal langsung dilacak pakai triangulasi sinyal, dan mereka bakal tahu lokasi Profesor dalam hitungan menit. Tapi di serial ini, kayaknya polisi lupa punya teknologi.
Dan jangan lupa, tiap kali polisi punya kesempatan buat menangkap Profesor atau menghentikan timnya — mereka malah ngobrol dulu atau bikin kesalahan konyol. Kayak adegan di mana Raquel (yang sekarang jadi Lisbon) ngebebasin Profesor padahal udah tahu dia dalangnya. Logika? Bye.
2. Rencana Sempurna yang Gak Pernah Ketahuan di Dunia Nyata
Satu hal yang bikin Money Heist seru adalah perencanaan brilian sang Profesor. Tapi kalau kamu pikir lebih dalam, rencana perampokan mereka terlalu sempurna buat dunia nyata.
Profesor ngatur segalanya dari jauh, tahu tiap reaksi, tiap langkah, tiap kejadian tak terduga, seolah dia cenayang. Tapi dalam dunia realistis, gak ada perampokan yang bisa direncanakan sedetail itu tanpa error besar.
Misalnya, mereka udah tahu waktu polisi bakal nyalain kamera pengintai, waktu negosiasi berhenti, bahkan kapan hostage bakal memberontak. Padahal, dalam situasi kacau kayak gitu, variabelnya terlalu banyak. Tapi entah gimana, Profesor bisa ngatur semuanya kayak main catur pakai cheat.
Dan yang paling gak masuk akal? Tim Profesor punya printer uang dan logistik buat bertahan berhari-hari di dalam gedung dengan ratusan sandera, tapi gak ada yang kehabisan makanan, sabar, atau… toilet paper. Hebat banget manajemen mereka, kayaknya bisa bikin startup sukses kalau gak jadi kriminal.
3. Romansa yang Terlalu Banyak dan Gak Masuk Akal di Tengah Perampokan
Ini nih salah satu hal paling absurd di Money Heist — semua orang sibuk jatuh cinta di tengah perampokan bersenjata.
Tokyo dan Rio? Cinta mereka literally bikin operasi hampir gagal. Denver dan Monica? Dari hubungan hostage dan penjahat jadi pasangan sejati. Bahkan Profesor dan Raquel, yang awalnya musuh bebuyutan, bisa tiba-tiba jatuh cinta padahal konteksnya dia lagi buru-buruan sama polisi.
Kapan mereka sempat PDKT sih? Sementara situasi tegang, bom di mana-mana, sandera stres, tapi mereka masih sempat flirting.
Apalagi Tokyo dan Rio. Waktu Rio ketangkep polisi, Tokyo malah marah-marah dan keluar dari rencana. Dalam dunia nyata, satu emosi pribadi kayak gitu bisa bikin semua orang mati. Tapi karena ini Money Heist, ya udah, dianggap “romantis.”
Hubungan mereka jadi bikin banyak fans bilang: kalau semua orang di geng ini lebih fokus kerja ketimbang drama cinta, mungkin perampokan pertama selesai dua hari aja.
4. Pemerintah Spanyol yang Gak Belajar dari Kesalahan Pertama
Setelah perampokan pertama di Royal Mint, wajar kalau pemerintah Spanyol bakal memperketat sistem keamanan nasional. Tapi anehnya, di musim selanjutnya Profesor bisa nyusun rencana baru buat merampok Bank Spanyol — dan berhasil lagi.
Pertanyaannya: kok bisa gak ada yang nyadar atau nyiapin protokol keamanan buat mencegah modus yang sama? Mereka udah tahu metode Profesor, udah tahu polanya, tapi masih aja kaget waktu kejadian terulang.
Kayak polisi dan pemerintah di dunia Money Heist ini punya ingatan jangka pendek. Padahal kalau di dunia nyata, Spanyol bakal ubah sistem keamanan total dan taruh pasukan khusus di semua institusi besar.
Bahkan lucunya, Profesor ngatur semuanya dari luar negeri tanpa ketahuan. Jadi entah aparat Spanyol males kerja atau Profesor emang punya jaringan hacker yang lebih kuat dari NSA.
5. Identitas Profesor yang Gak Pernah Ketahuan (Padahal Udah Jelas Banget)
Salah satu lubang logika terbesar di Money Heist adalah betapa lama butuh waktu buat polisi sadar siapa Profesor sebenarnya.
Profesor secara aktif keluar rumah, nongkrong di bar, ngobrol sama polisi (yang notabene lawan langsungnya), dan tetap gak ketahuan. Bahkan waktu Lisbon (dulu Raquel) udah punya bukti foto dan rekaman suara, dia masih gak curiga bahwa “Salva” — si pria misterius itu — adalah orang yang dia buru.
Gak masuk akal banget, terutama karena di dunia nyata, profil suara, kamera CCTV, dan pengenalan wajah bisa nyocokkan identitas dalam hitungan jam. Tapi di Money Heist, logika teknologi kayak gitu kayak sengaja di-skip demi drama.
Lucunya lagi, Profesor bahkan sempat datang ke lokasi perampokan pertama pakai mobilnya sendiri, tapi tetap lolos tanpa tertangkap kamera mana pun.
Mungkin Profesor gak cuma jenius, tapi juga punya kekuatan invisibility ala Marvel.
6. Tokyo yang Harusnya Udah Mati Sejak Musim Kedua
Tokyo adalah karakter favorit banyak orang, tapi juga salah satu yang paling gak realistis di serial ini. Kalau kamu inget semua kekacauan yang dia timbulkan — dari bocorin emosi ke polisi sampai tindakan nekat yang bikin semua orang dalam bahaya — harusnya dia udah gak hidup sejak lama.
Tapi anehnya, tiap kali Tokyo bikin kesalahan besar, dia selalu lolos dengan cara ajaib. Bahkan di musim keempat, dia bisa selamat dari hujan peluru kayak superhero.
Ketika akhirnya Tokyo mati di musim kelima, banyak fans bilang, “Akhirnya juga!” Tapi di sisi lain, mereka sadar — kalau aja logika dunia nyata berlaku, kematian itu seharusnya datang tiga musim lebih awal.
Plot hole Tokyo ini jadi contoh klasik karakter yang terlalu dilindungi penulis. Dia bukan cuma tokoh utama, tapi kayak punya plot armor setebal baja.
7. Penjahat yang Selalu Punya Waktu untuk Ceramah Panjang
Coba deh, perhatiin. Tiap kali ada adegan tegang di Money Heist, pasti karakternya punya waktu buat ngomong panjang lebar dulu. Entah Profesor yang jelasin teori moral, atau Berlin yang pidato kayak filsuf eksistensial di tengah baku tembak.
Masalahnya, dalam situasi nyata, gak ada waktu buat ceramah panjang. Tapi di sini, semua karakter kayak penyair. Mereka bisa berargumen tentang cinta, revolusi, atau kapitalisme, bahkan pas musuh udah siap nembak.
Yang bikin lucu, polisi dan musuhnya juga sabar banget dengerin. Gak ada yang motong pembicaraan atau langsung nembak. Jadi kadang penonton mikir, “Ini perampokan atau TED Talk sih?”
Ya, memang gaya dialog panjang itu ciri khas Money Heist, tapi kalau dipikir realistis — ya jelas gak masuk akal.
8. Sandera yang Gak Logis Sama Sekali
Biasanya, dalam situasi penyanderaan, sandera akan ketakutan dan berusaha kabur. Tapi di Money Heist, beberapa sandera malah tampak nyaman dan punya dinamika aneh sama para perampok.
Contohnya, Monica Stockholm yang jatuh cinta ke Denver. Gak cuma itu, dia bahkan akhirnya bergabung ke tim perampok dan dianggap “pahlawan.”
Tapi tunggu dulu, dia dulunya disandera, diculik, dan disiksa psikologis. Gimana logikanya dia malah cinta dan percaya sepenuhnya sama orang yang ngancam hidupnya? Ini bukan cinta, ini Stockholm Syndrome versi ekstrem (dan ironis, karena nama karakternya Stockholm).
Dan lucunya lagi, sandera-sandera lain kayaknya gak trauma sama sekali. Setelah dilepas, mereka cuma keliatan kayak habis pulang dari pesta panik, bukan tragedi nasional.
9. Berlin yang Hidup Lagi di Musim Selanjutnya
Ketika Berlin mati di musim pertama, adegannya epik banget. Itu jadi momen paling emosional di serial. Tapi kemudian… dia balik lagi di musim-musim berikutnya lewat flashback yang terus bertambah panjang.
Masalahnya, flashback itu makin lama makin absurd. Beberapa fans bilang, Berlin gak cuma muncul di masa lalu, tapi kadang kayak muncul di waktu yang gak sesuai timeline.
Misalnya, ada scene di mana Berlin tahu hal-hal yang seharusnya belum terjadi waktu itu. Artinya, secara kronologis, itu mustahil. Tapi karena karakter Berlin populer banget, penulis kayak sengaja maksa biar dia tetap muncul meskipun ceritanya udah gak nyambung.
Inilah plot hole terbesar di Money Heist bagian Berlin — dia mati, tapi kayak gak pernah benar-benar pergi.
10. Ending yang Terlalu Rapih Buat Kejahatan Sekelas Itu
Di akhir serial, kita dikasih akhir bahagia: Profesor dan geng berhasil kabur dengan emas, dan semua orang hidup bahagia setelah kejahatan terbesar dalam sejarah Spanyol. Tapi… tunggu dulu.
Gak ada negara di dunia ini yang bakal ngebiarin perampok mencuri miliaran euro dan kabur begitu aja, apalagi kalau udah bunuh banyak orang di prosesnya. Gak peduli seberapa “revolusioner” alasan mereka, sistem hukum gak akan bisa ditekan sesantai itu.
Tapi di dunia Money Heist, kayaknya moral dan hukum bisa dinegosiasikan asal kamu punya wajah tampan dan pidato bagus. Polisi bahkan bantu mereka keluar dengan identitas baru, dan pemerintah kayaknya fine aja kehilangan emas cadangan negaranya.
Ending Money Heist ini bikin banyak fans terbelah. Ada yang bilang memuaskan secara emosional, tapi ada juga yang merasa terlalu “dongeng.” Karena, ya, di dunia nyata, Profesor pasti udah di penjara seumur hidup.
Kenapa Plot Hole Ini Justru Jadi Daya Tarik Money Heist
Lucunya, semua plot hole di Money Heist justru bikin serial ini makin disukai. Kenapa? Karena penonton gak datang buat cari logika, tapi buat ngerasain emosi.
Profesor bukan cuma dalang kriminal, tapi simbol perlawanan terhadap sistem. Berlin bukan cuma penjahat, tapi manifestasi dari kebebasan tanpa batas. Tokyo bukan cuma karakter impulsif, tapi representasi dari semangat hidup yang liar.
Jadi meskipun banyak hal gak masuk akal, penonton tetap terhanyut karena Money Heist tahu gimana cara mainin emosi. Musik, narasi, dan gaya visualnya bikin semua “lubang logika” terasa gak penting.
Serial ini lebih ke “drama emosional bertopeng perampokan,” bukan simulasi kriminal realistis. Dan itulah kenapa orang tetap cinta meski logikanya hancur.
Pelajaran dari Semua Kejanggalan Ini
Kalau kita mau jujur, plot hole terbesar di Money Heist sebenarnya nunjukin satu hal: dunia fiksi gak harus sempurna buat disukai.
- Keterikatan emosional lebih penting dari konsistensi logika.
- Karakter kuat bisa nutup kekurangan cerita.
- Estetika dan pesan moral sering lebih menempel daripada realisme.
- Fans forgiving. Kalau udah cinta, lubang sebesar apa pun bisa dimaafkan.
Dan kadang, kita cuma pengen percaya — bahwa sekelompok “penjahat” bisa jadi pahlawan, bahkan kalau caranya gak masuk akal.
Kesimpulan: Gak Logis, Tapi Legendaris
Pada akhirnya, Plot Hole Terbesar Di Serial Money Heist Yang Gak Masuk Akal bukan alasan buat benci serial ini, tapi justru bagian dari pesonanya.
Profesor yang terlalu jenius, polisi yang terlalu tolol, cinta di tengah peluru, dan keajaiban yang gak mungkin terjadi — semuanya bikin Money Heist terasa kayak dongeng modern yang dikemas dengan adrenalin.
Dan meskipun logikanya sering bolong, satu hal yang gak pernah hilang: pesannya tentang harapan, perlawanan, dan keyakinan bahwa bahkan di dunia paling busuk sekalipun, manusia masih bisa bermimpi.
Jadi, biarin aja plot hole-nya. Karena kalau gak ada yang absurd, Money Heist gak bakal jadi legenda global yang kita kenal hari ini.
FAQ
1. Apa plot hole paling besar di Money Heist?
Identitas Profesor yang gak pernah ketahuan, meskipun dia berkali-kali berinteraksi langsung dengan polisi.
2. Kenapa polisi di Money Heist terlihat bodoh?
Karena penulis ingin membuat Profesor terlihat jenius mutlak, bahkan kalau harus mengorbankan logika kepolisian.
3. Apakah rencana Profesor bisa terjadi di dunia nyata?
Hampir mustahil. Terlalu banyak variabel dan teknologi modern yang akan membongkarnya.
4. Kenapa banyak romansa di tengah perampokan?
Karena drama hubungan antar karakter adalah bumbu utama yang bikin serial ini hidup, meskipun gak realistis.
5. Apakah ending Money Heist masuk akal?
Secara hukum dan logika, enggak. Tapi secara emosional dan simbolik, sangat memuaskan.
6. Kenapa fans tetap suka meski banyak plot hole?
Karena Money Heist bukan soal logika, tapi soal hati — tentang mimpi, cinta, dan pemberontakan.
Kesimpulan Akhir:
Jadi, meskipun banyak Plot Hole Terbesar Di Serial Money Heist Yang Gak Masuk Akal, serial ini tetap jadi fenomena global yang dicintai. Kadang, logika bisa dikorbankan demi narasi yang bikin kita ngerasa hidup — dan itulah kekuatan sejati Money Heist.